Berapa kali Anda harus pipis dalam sehari? Memang tidak ada aturannya. Tetapi pada keadaan tertentu, frekunsinya bisa menjadi banyak. Misalnya bila kita tinggal di daerah dingin. Konon ini terjadi karena metabolisme di ginjal meningkat, sehingga produksi urine juga meningkat. Nah, inilah yang pernah saya alami. Memang kadang-kadang agak meyebalkan sekaligus menjengkelkan juga, karena sebentar-sebentar harus ke toilet.
Suatu hari rombongan bus pariwisata kami tiba di sebuah restoran lama saji dengan halaman luas serta menghadap ke pemandangan alam yang tampan nan menawan. Ketika kami menunggu hidangan keluar, seorang teman menghampiri saya sambil berbisik, "Eh, Mas.. .cepat ke restroom. Ada yang asik di sana," katanya. Dasarnya emang udah kebelet pipis tanpa menghadirkan penasaran dengan apa yang dibilang teman tersebut, saya pun bergegas ke tempat yang di maksud. Begitu tiba di tempat, segera saja mata saya menyapu ke sekeliling toilet, mencari-cari kalau-kalau ada sesuatu yang asik seperti yang dibisiki si teman tadi. Tapi, kok tak ada yang aneh, sih?. Ternyata yang disebut asik oleh sejawat saya itu baru tampak ketika saya menekan tombol penyiram. Berbeda dengan umumnya toilet yang saya kenal, toilet yang satu ini terbilang cukup canggaih. Wah, boleh juga, nih toilet, bersih dan nyaman untuk ukuran toilet umum
Pengalaman lain ketika berada di stasiun kereta api di kota Surabaya. Setiap akan berangkat untuk perjalanan jauh, saya pergi dulu ke toilet. Di situ saya jumpai pengumuman khusus untuk pengguna toilet. Bahwa angka tarif pengguna toilet akan naik, di toilet tersebut ada tulisan pengumuman mengenai kenaikan tarif pengguna toilet. Hi..hi..hi...senyum tipis saya ketika membaca pangumuman kenaikan tarif pengguna toilet umum di stasiun kereta api tersebut. "Tarif pipis aja bisa naik apalagi yang lain!". Kala itu Indonesia sedang dihebohkan dengan kenaikan harga BBM dan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.
Di bandara sebelum keberangkatan pesawat terbang yang hendak saya tumpangi untuk membawa menuju sebuah kota, tak lupa saya pergi ke toilet, pas kebetulan di situ penuh dengan para pengguna toilet dari ragam rupa manusia yang juga punya hajat sama. Maka antrian pun di perlukan tetapi antrian itu tidak memakai nomor urut seperti di kantor-kantor pelayanan umum masyarakat. Mau tak mau saya pun ikuti antri sambil tertunduk lamas, menahan rasa, kebelet pipis. Dan baru beberapa menit kemudian saya mencapai pintu toilet, setelah mengeluarkan hajat uhhh....lega, selega-lega sangat rasanya entahlah sukar untuk digambarkan dengan kata-kata
Di sebuah taman saya melihat patung anak lelaki balita yang telanjang dan sedang pipis. Uniknya patung anak balita telanjang yang sedang pipis itu, seperti ada suatu kesan tertentu di sebuah taman tersebut. Wah, bagi yang sensi rohani dapat menghadirikan anggapan negative yang menyiratkan pornografi, nie! tapi bagi yang jiwa seni tentu tidak begitu justru memahami arti bahwa itu hanyalah bentuk ekspresi kehidupan yang tertuang dalam karya seni rupa, toh semua manusia juga sangat membutuhkan pipis.
Suatu ketika saya menghadiri sebuah perhelatan, festival seni dan budaya nusantara di sebuah gedung serba guna yang lapangannya membentang luas. Banyak kali pengunjungnya. Namun satu hal yang tidak mengenakkan adalah saat saya hendak buang air kecil/pipis. Saya terpaksa memakai toilet yang baunya minta ampiyuuunnnn deh. Baunya tak kalah sedapnya dengan aroma pete atau jengkol.
Barangkali ada, yang mengerutu atas ketidaktersediaan fasilitas public toilet/toilet umum yang memadai, aman, nyaman, terawat, dan sehat. Atau mempunyai pengalaman yang unik maupun lucu-lucu geli tatkala mengingatnya. Sejak gerakan toilet bersih yang dikumandangkan oleh Asosiasi Toilet Indonesia - DEPKES di Bumi Pertiwi jelang tahun 2000-an, pola pikir masih menjadi kendala menghadirkan toilet umum yang bersih. Selain itu, fakta mengemukakan dari hasil interaksi masyarakat mengenai buruknya kondisi toilet umum di sejumlah fasilitas umum baik milik swasta maupun milik pemerintah cenderung mengelola toilet umum dengan seadanya. Mengutip kalimat diopini Asosiasi Toilet Indonesia
"Toilet itu Kebutuhan Bukan Pilihan"
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar