Kamis, 03 Desember 2015

MASA ADVEN (Catatan Pribadi)



Makna Adven berasal dari bahasa latin "adventus" yang artinya "datang". KGK Menekankan makna ganda "kedatangan, yaitu Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan yang pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua" (no. 524)

Oleh sebab itu, di satu pihak, saya diajak berefleksi kembali kedatangan Kristus dengan merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia. Di lain pihak, saya diajak menantikan Kristus yang datang pada akhir zaman atau kedatangan Kristus kedua.

Maka, masa Adven lekat dengan masa penantian. Masa Adven ialah masa persiapan menyambut kedatangan Kristus sebagai Penyelamat Dunia. Persiapan itu dilakukan dengan berbagai upaya, dari persiapan batin hingga lahir. Maka hendaknya ketika mempersiapkan kedatangan Penyelamat Dunia itu, saya diajak menyambutnya dengan penuh syukur dan tobat, seperti apa yang dikatakan dalam Injil Lukas, "Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah dekat"
"Mengangkat muka" artinya aku diajak sungguh-sungguh mengarahkan diri menyongsong dengan penuh harapan dan semangat baru. Sambutlah kedatangan Tuhan dengan penuh antusias dan penuh sukacita.


Pada masa adven ini diriku diajak untuk melunakkan hati agar mudah tergerak oleh Sabda Tuhan dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Berlandaskan Sabda Tuhan diriku mampu bercermin agar bisa melihat diri apa adanya sehingga mampu mensyukuri karunia-Nya dan memperbaiki kekuranganku.

Masa adven menjadi masa yang penting untuk menyadari bahwa hidup beriman ku merupakan proses yang terus menerus bertumbuh dan berkembang. Perjalanan rohani seseorang (diriku) pasti berkat campur tangan Tuhan. Tuhan pasti juga memiliki rencana bagi hidup ku. Mari menemukan kehendak Tuhan dalam doa.


Bersukacita Kerena Allah.








(Yustinus Setryanta)






























































{: Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar