Minggu, 18 Oktober 2015

MASIH BERARTI

    Ketika setangkai ranting mulai kering karena panasnya matahari, tak lama kemudian ia menjadi demikian rapuh. Dan saat angin bertiup kencang, ranting itu patah dan jatuh. Adakah ia tidak berarti lagi? Adakah ia serupa sampah yang hanya merusak keindahan?

    Seorang nenek membungkukkan badannya dan memungut ranting kering itu. Ia membawa pulang untuk di jadikan kayu bakar. Tak lama kemudian cucunya terbangun dan nenek itu mendekatinya sambil tersenyum membawa sepirinig singkong yang masih mengepul.











 (Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar