Rabu, 07 Oktober 2015

BERKICAU



     Seorang teman suatu malam mengajak berkicau. Berkicau yang dia maksudkan ternyata adalah ber-karaoke. Mungkin memang benar bahwa bernyanyi di karaoke lebih mirip dengan burung berkicau. Berlagu untuk didengar sendiri atau bersama beberapa teman. Berlagu untuk membubuh waktu atau melepas kepenatan. Maka bukan soal merdu atau pandainya bernyanyi yang penting.

     Banyak yang berkicau tak hanya ber-karaoke tetapi tidak semerdu burung, karena dia akan marah atau berujung membenci jika orang lain tidak menghargai kicauannya. Harapannya untuk dianggap dan dihargai jauh lebih besar dari keinginannya untuk berkicau, maka dari itulah dia lebih menuntut orang lain. Sebenarnya dia tidak sedang berkicau tetapi sedang mencari perhatian.










 {Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar