Ketika kubuka mata, aku melihat keindahan, keagungan dan kemuliaan-Nya, Dia pun berbisik, "Efata..." Ketika kulangkahkan kakiku meninggalkan kegelapan dan dengan pasti melangkah menuju terang, Dia menyambut dengan bisikan, "Efata...."
Ketika telingaku tuli terhadap sabda-Nya dan lidahku kelu untuk mengungkapkan sabda-Nya, Dia berbisik "Efata..."
Ketika aku tidak hanya mempunyai kesalehan ritual kerohanian terlebih memiliki kesalehan sosial, Dia berbisik "Efata..."
Ketika satu persatu masalah terurai dan kekhawatiran serta kecemasan itu hilang, Dia pun tetap membisikkan kata, "Efata..."
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar