Aksara hati lantunan jiwa
Aksara akal budi tembangkan raga
Maaf, jika tak berkenan di hatimu
Aku bukan rembulan
Aku bukan rembulan
yang memberimu indah
Aku bukan pelangi
yang meronai hari
Aku bukan embun
yang memberimu kesejukan
Aku pun bukan sebatang pohon rindang
yang mampu memberimu keteduhan
Tapi.....
Tapi.....
Aku punya ketulusan
Aku punya kesungguhan
Aku punya keteguhan
Hati.....
Aku punya sepercik cahaya
Aku punya sepercik cahaya
Anugerah yang telah diberikan oleh-Nya
Meski tak secerah matahari
Dan tak seterang Sang Terang Sejati
Namun kita dapat berbagi dan saling melengkapi
Bait aksaraku.....
Bait aksaraku.....
Bait ini tidaklah berurutan
Tidaklah senada rata
Karena alur hati tiada yang menentu
Terkadang seri begitu indah
Terkadang seri begitu indah
Terkadang mendug menebal badai
Kadang rinai menguyur bak air bah
Kadang membara bak api kobar-membakar
Bukankah tinggal bagaimana
Bukankah tinggal bagaimana
kita menyikapinya supaya selaras
Ah, bilakah bait aksara kutemui
Ah, bilakah bait aksara kutemui
Titik akhir penghujung cerita
Sungguh bukanlah tak mengait kata
Yang ada
Kita menjalani hidup nyata
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar