Goresan palang abu di kening
Bukan berarti aku sinting
Bertumpuk buruk di atas piring
Kutinggalkan setelah kubanting
Sintinglah aku! bila abu kugoreskan di pantat
Sebagai cermin, pengingat selayaknya di jidat
Menepuk-nepuk dada "Tuhan, aku jahat" bak laknat
Secepet kilat ku tuju tempat tobat
Kupetik hikmah
Kumamah rahmat
nya.
-Nya.
+++++++++++++++++++++++++
ABU DI KENING SEBAGAI CERMIN
Berkaca pada abu
Bukanlah tak mampu
Barangkali masih malu
Karena belum putih seperti yang dimau
Debu menempel pada kaca
Terngiang di dalamnya
Sebelum lampin membersihkan
Debu bercermin bahwa dirinya abu pertobatan
Nokta-nokta kecil yang beku
Mengores palang vertikal-horizontal
Pada kening bergincu abu Meluruh pongah pada sesal
Syukur ada abu
Membuat kian tahu
Bahwa aku sebagai debu
Antara sekian galaksi mega biru
Pada abu juga berguru
Menapak bijak setanak waktu
Sebagai debu bergulat
Menimang jalan tobat
Syukur sebagai abu
Semakin aku tahu
Siapa "Sang Maharahim" itu
S'lalu mengendogku, sebutir debu
Ganti berganti tahun berlalu
Kembali kini bercermin pada abu
Sebagaiman inspirasi hidup baru
Kembali kejalan yang satu
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar