Di dalam pikirannya, manusia juga bebas untuk membayangkan dirinya sebagai apa. Tak ada yang mentertawakan dirinya selama bayangan itu tetap ada dalam lamunannya.
Maka persembahan yang paling besar dari setiap manusia adalah, ketika ia dengan rela menyerahkan kebebasan pikirannya kepada Tuhan. Ketika ia dengan sadar mempersilahkan Tuhan hadir dan duduk di ruang pikirannya. Ketika ia merasa bahwa dirinya tidak sendiri karena selalu dan senantiasa ada dalam kesatuan dengan Diri-Nya. Dan ketika ia mulai belajar terbuka, mempersilahkan Tuhan untuk memasuki setiap ruang yang selama ini disembunyikan dari orang lain.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar