Jika kita mau jujur melihat dalam diri kita sendiri, adakah kita telah menjadi tanah yang subur untuk benih iman yang telah Dia tebarkan? Jika belum, mengapa kita merasa enggan ketika Dia hendak mengolah kita dengan membajak hati kita melalui penderitaan-penderitaan? mengapa pula kita tidak dapat melihat bahwa dengan demikian akan gembur hati kita?
Biarkan Dia mengairi kita dengan kasihNya, dan biarkan Dia memupuk kita dengan cintaNya, maka akan tumbuhlah benih-benih karunia itu dalam hati kita.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar