Selasa, 16 Juni 2015

::. SAJAK IRONI .::

Masih saja
Terbelenggu kiasan berjuta aksara
Mendayu-dayu nadanya bak musik etnika
Mengais sisa-sisa imajinasi demi kepuasan dirinya
Seperti pujangga berkalungkan puisi cinta

Apa daya
Tangannya tak sepanjang angan-angan
Tak semegah setiap tumpuk harapan
Terlalu naif untuk melupakan
Terlalu egois untuk diharapkan

Selalu saja jiwa
Teraniaya dalam bungkusan makna
Bersembunyi di balik topeng tawa
Dimana ia fana begitu rupa
Terpasung cerita dan kisah di antaranya

Wahai pencatat adegan-adegan duniawi
Pemerhati dan tentara surgawi
Begitu dunia tak nampak manis kini
Sebab masanya telah mati


(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar