Demi malam tenang itu
Malam dengan pesona keteduhanmu
Aku menatap yang mengerdip
Bukan sesuatu yang gaib
Dari kejauhan bintang jadi titik
Seraya mendengar suara yang melengkik
Yang belum dilantunkan seekor jangkrik
Suaramu ialah kemerduan nurani
Tapi, kau tahu, burung-burung itu
Tak sanggup ia berkicau malam begini
Lantaran jengah pada semesta, padamu
Lesat suaramu tertiup angin
Melebihi harum bunga melati
Yang baunya memenuhi rongga hidung
Jikalau kau jauh
Ruang ini dipenuhi kesunyian
Aku makin jelas mendengarkan suara batinmu
Malam, yang bersuara,
Tak terdengar oleh telinga
Ah, yang terdengar hanya detak waktu
Yang membelah bahanamu
( : Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar