ketika senja menghampiri di stasiun itu
Apa yang ada di benakku dan tersusun rapi disana.
Dengan perlahan dan jelas agar engkau mengerti apa maksudnya.
Ya....
Aku mencintaimu hanya dengan hati
Sebab hanya ia yang mampu utarakan itu pada hatimu.
Sebagaimana ketika aku utarakan lewat kata-kata
Hati ini malah lebih pintar ungkapkan itu daripada mulutku.
Ia kelu........
kaku di lidahku.
Tepat ketika gerimis mulai nakal mengerutui
Tepat ketika gerimis mulai nakal mengerutui
Engkau mengetahui sejuknya hati
ketika ia bertemu hatimu
Tapi tidak.......
ia tak suka ada mendung.
Lalu ingatkah engkau saat aku ikat hatimu
Bersandarlah engkau di bahuku.....
Memeluk hangat dinginnya segala rebak asmara
Membaur menjadi satu dalam suasana penuh kasih sayang
dan kehagatan cinta membungkus
Itulah asmara hatimu dan hatiku
(:Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar