Sabtu, 28 Februari 2015

PERJALANAN PANJANG

Bagi orang biasa, sebuah perjalanan seringkali dijadikan waktu untuk rehat apalagi perjalanan yang panjang menggunakan kendaraan umum seperti naik bus atau kereta api. Namun tidak demikian halnya bagi orang sibuk. Lamanya perjalanan sering dianggap sebagai waktu yang terbuang sia-sia. Seiring kemajuan teknologi dan alat komunikasi, maka dipilihlah sarana trasportasi dengan waktu tempuh yang paling singkat, atau membawa segala peralatan komunikasi agar dalam perjalanan pun kekerjaan masih bisa terus berlanjut.

Orang kusta itu datang kepada Yesus juga menempuh perjalanan. Namun mengingat kondisinya maka perjalanan itu kemungkinan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sebab jika sampai ketahuan ia akan dilempari batu dan diusir pergi oleh orang-orang Yahudi yang sehat, dia melakukan perjalanan hanya berteman pengharapan. Harapan itu yang terus menerus menyita perhatiannya sehingga makin lama harapan itu makin besar. Puncak dari harapan itu adalah ketika ia berhadapan dengan Yesus. Pertemuan dengan Tuhan adalah pertemuan yang sangat dia harapkan. Buah dari pohon harapan yang dipelihara dengan baik adalah keselamatan karena kuasa Tuhan.

Sebagaimana si orang kusta, aku pun melakukan perjalan yang panjang yang disebut dengan perjalanan rohani. Maka aku melihat perbedaan antara perjalananku dengan perjalanan si orang kusta tersebut. Mungkin aku tidak sedemikian ketakutan seperti dirinya, meski gerak dan kemerdekaan ku pun dibatasi. Namun yang penting harapankuku pun tumbuh di sepanjang perjalanan sebagaimana harapan si kusta tersebut. Iman, Harapan, dan Kasih adalah tiga bekal penting untuk bisa sampai ke hadapan-Nya.


{Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar