Kamis, 09 November 2017

MUSIM

Tak pernah henti cinta mencintai
Sampai usai tak letih silih mengisi
Dulu sebelum menyatu, aku bergelar lapar, kau bernama dahaga
Sama-sama kita baru tiba dari hampa.. 

Lalu dibimbing waktu
Aku melahapmu, kau merengkuhmu
Sejak itu, itu kita bukan lagi yang sediakala
Betapa sugguh perkasa cinta.. 

Ia jelmakan kita jadi manusia
Sebab, bagai petani yang tabah
Setabah benih jadi buah
Setia membajak dan mencangkulimu
Merawat, memupuk dan mengairimu
Hingga kau bunting
Melahirkan nasi ribuan piring

Kau bukan sawah menadah gerah
Membuat kering peluh dimusim basah
Ibarat bunga rekah indah
Sudah itu layu luruh jadi buah
Begitulah
Petani dan musim tak pernah berpisah..















(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar