Rabu, 08 November 2017

METAMORFREN

Kata yang urung kau ucapkan kala itu
Terlunta dientah bagianamana dalam dirimu
Latu yang meletuk seskali lalu lindap kembali
Bagai degup hidup kalut kemelut dalam hati... 

Betapa hendak ia lepas dari lembut bibirmu
Setelah sekian lama lemas digelanyut geragu
Mengandaikan diri kekasih dari negeri fajar
Mengurai rahasia hati yang tak berujar.. 

Jika tak mampu kau ucapkan, tulis aku.. 
Mungkin sebagai pesan yang meyeru rindu.. 
Atau alasan untuk mangkir dari semestinya.. 
Demi percumbuan kata pada sela alinea.. 

Sebab bulan dipagi itu meriwis garis gerimis.. 
Suara-suara yang dipingit langit pun terurai jadi desis.. 
Sebagian dari mereka mungkin gema erang Hawa... 
Kala Adam memanggut buah terlarang kali pertama.. 

Kata yang urung kau ucapkan.. 
Betapa murung tercurah sebagai hujan.. 
Mungkin kau terjaga oleh lengking kata... 
Berisak tangis dilepuh mendung aksara.. 

Kita simak benua-benua mengeja nama kita.. 
Dalam aneka-macam bahasa.. 
Sambil mencari kata paling cermin.. 
Yang mampu memantulkan batin..



(Yustinus Setyanta)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar