Lewat lembah aku diajari cara merendah
Dan angin terus berhembus, megelus segala yang aus
Seolah membimbing bagaimana cara mencintai dengan tulus
Agar bisa diam aku mengkaji kepada bebatuan
Agar bisa diam aku mengkaji kepada bebatuan
Yang senantiasa sibuk menegaskan kesenyapan
Untuk memahami nyala aku berguru pada cahaya
Yang tak henti-henti mengintai gelap-gulita
Bagaimana cinta ini hendak aku jelaskan
Bagaimana cinta ini hendak aku jelaskan
Jika langit mewartakan ketinggian
Laut mengabarkan kedalaman
Dan samudra menandai keluasan
Setia kali aku menghadapi puisi
Setia kali aku menghadapi puisi
Aku ingat dirimu yang menyimpan ketabahan bumi
Setiap kali aku ditantang untuk menggubah madah
Aku ingat dirimu yang mengandung kesabaran tanah
Setiap kali aku ingin menghadang syair
Setiap kali aku ingin menghadang syair
Aku ingat dirimu yang menampung ketenagan air
Setiap kali aku mau menyongsong sajak
Aku ingat dirimu yang merawat keluwesan ombak
Setiap kali aku hendak menyambut kidung
Setiap kali aku hendak menyambut kidung
Aku ingat dirimu yang setia memiara kicau burung
Detak sang penyair terus berdesir
Dari semenjak hadir hingga detak akhir
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar