Jumat, 28 Oktober 2016

UX (User Experience)

User Experience (UX) dapat didefinisikan sebagai segala pengalaman yang dialami oleh pengguna saat berinteraksi dengan alat digital. Segala experience atau pengalaman tersebut seperti, interaksi fisik, sensor, emosi dan mental. Atau dengan kata lain, adalah tingkat kepuasan pengguna yang diperoleh ketika mereka berinteraksi dengan produk dengan konteks berbasis teknologi. Secara teori, terdapat enam kriteria dalam menciptakan UX yang baik. Beberapa kriteria tersebut adalah findability, accessibility, desirability, usability, credibility, usefulness.

Findability adalah aspek kemudahan dalam mencari informasi dalam suatu produk digital. Accessibility adalah kriteria kemudahan akses, seperti produk tersebut dapat diakses saat koneksi internet lemah atau dapat diakses saat dibutuhkan, serta dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Accessibility juga termasuk kemudahan akses bagi siapa saja, termasuk penyandang disabilitas. Desirability adalah kriteria dimana ada jaminan bahwa produk tersebut diinginkan karena pengguna merasa senang saat menggunakannya. Usability adalah kriteria kemudahan penggunaan produk, semua kalangan dapat memahami produk dengan mudah. Credibility membahas kriteria kepercayaan pengguna terhadap suatu produk, termasuk keamanan data penggunaan. Usefulness merupakan kriteria adanya jaminan bahwa produk bermanfaat bagi pengguna.

Don Norman, kepala Lab Desain di University of California, San Diego mengatakan “It’s not enough that we build products that function, that are understandable and usable, we also need to build products that bring joy and excitement, pleasure and fun, and yes, beauty to people’s lives” Pernyataan ini menegaskan bahwa pada era sekarang ini, tidaklah cukup menciptakan produk yang berfungsi dan dapat digunakan. Suatu produk juga harus membawa kesan menyenangkan dalam kehidupan masyarakat.

Konsep dasar dari UX adalah pusat perhatian bukanlah berasal dari produk semata, melainkan sangat memperhatikan unsur pengguna/user. UX menjadi hal yang vital karena terkait dengan pengguna yang menjadi objek dari suatu produk. Pada dasarnya, keberadaan UX memberikan banyak manfaat bagi suatu produk aplikasi. Produk yang berbasis UX dapat meningkatkan kualitas suatu produk. Kualitas produk ini juga yang akan memberikan keuntungan dalam kepentingan bisnis. Beberapa manfaat dari UX dilihat dari kepentingan bisnis, antara lain seperti memuaskan customer, meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap developer, dan mampu meningkatkan penjualan customer, serta meningkatkan conversion rate. Conversion rate adalah persentasi perbandingan jumlah visitor atau pengunjung website yang melakukan transaksi dengan total pengunjung keseluruhan.

Dalam pengaplikasian UX terdapat beberapa manfaat dalam dunia digital marketing. Jika suatu produk memiliki desain UX yang baik, tentu pengguna maupun pelanggan akan merasa nyaman dalam menggunakan produk Anda. Hal ini juga bisa menjamin bahwa pelanggan Anda tidak akan mencari produk lain. Penelitian dan desain UX akan menjanjikan solusi terbaik yang kita butuhkan. Jika Anda adalah pengguna awam yang baru menggunakan suatu produk, Anda akan pertama kali menilai dari sisi tampilan. Inilah yang menjadi standar estetika visual. Namun, tidak boleh dilupakan bahwa produk juga harus memenuhi kebutuhan pengguna dari segi fungsionalitas.

Selain dari sisi dunia digital marketing dan bisnis, terdapat beberapa hal lain mengenai kebermanfaatan UX. Misalnya, aspek UX dapat meningkatkan kinerja pengguna. Tampilan dan desain yang mudah digunakan secara psikologi dapat memberikan kenyamanan pada pengguna dalam menyelesaikan pekerjaan atau kepentingan mereka. Tidak hanya itu, desain yang mudah digunakan memberikan pengguna lebih menghemat waktu dan biaya dalam pengenalan suatu produk. Jika perlu, bahkan diharapkan suatu produk dapat digunakan hanya dalam hitungan detik saja. Beberapa hal tersebut terkait dengan efisiensi dan efektifitas kerja.

Dalam beberapa kesempatan, UX juga memberikan manfaat bagi desainer UX. Desainer UX menjadi terbiasa dengan pengalaman pengguna sebagai objek utama produk, sehingga mereka dapat melihat aspek umum yang harus ada dalam pengembangan desain UX. Selain itu, memperhatikan aspek psikologi pengguna, dari sisi tata letak, komposisi warna, penggunaan teknologi, serta kebutuhan utama pengguna. Desainer UX juga memiliki perspektif yang lebih luas terhadap suatu produk.

Seorang UX desainer juga dituntut untuk mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya dengan memahami pengalaman dan kebutuhan pengguna dari suatu produk. Pemahaman kebutuhan dan keinginan ini dapat diperoleh dengan melakukan penelitian kepada pengguna. Hal ini dilakukan selain untuk memahami user, juga dilakukan dalam rangka memaksimalkan fungsi dan desain dari produk. Pemahaman ini terkait unsur budaya dan kebiasaan pengguna. Semakin lebih dalam mengenal pengguna, maka akan semakin menambah kedekatan produk dengan pengguna.

Buku karangan Bob Stokes menjelaskan, terdapat beberapa langkah dalam mengimplementasikan UX. Langkah-langkah tersebut antara lain 1.) Identifikasi kepentingan bisnis, 2.) Lakukan penelitian terhadap pengguna, 3.) membuat struktur dasar arsitektur, 4.) Analisa dan rencanakan desain 5.) desain sitemap, 6.) buat dan kembangkan navigasi, 7.) buat layout, 8.) tambahkan elemen lain yang dibutuhkan. Dari beberapa langkah tersebut diharapkan dapat menciptakan produk yang dicintai penggunanya. Situs TechinAsia, memberikan beberapa tips untuk membuat UX yang baik, seperti kenali pengguna, bantu pengguna mendapatkan manfaat dari produk Anda, lihat produk lain, dan dapatkan feedback dari pengguna.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa User Experience adalah bagian penting dalam pembuatan produk aplikasi. Fokus kepada pengguna menjadi nilai lebih bagi UX. Berbagai kebermanfaatan, seperti meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efektivitas dan efisiensi produk, serta memberikan keuntungan bagi bisnis yang dijalankan. Aspek lain yang penting dalam membangun desain UX yang baik adalah penelitian. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan cara pandang pengguna terhadap produk yang dikembangkan.





UX (User Experience)
Sedangkan UX fokus bagaimana merasakan pengalaman dari sebuah produk dilihat dari antarmuka pengguna. UX desainer harus mengeksplorasi lebih dalam bagaimana memecahkan masalah spesifik seorang pengguna. Tanggung jawab seorang UX desainer adalah memastikan bahwa setiap langkah demi langkah berjalan dengan logis dan jelas. Salah satu hal yang harus dipahami UX desainer ialah harus memahami betul bagaimana kebiasaan dari pengguna, dengan mengindentifikasi kebiasaan verbal dan non-verbal pengguna. Contohnya seorang UX desainer menempatkan tombol menu, memberikan pilihan menu untuk masuk ke tampilan berikutnya, atau menempatkan tombol yang berguna seperti sharing, read later, pin jika dalam sebuah apilkasi news reader.

- Contoh Sederhana Memahami UX

Masih banyak yang bingung soal UX, sebenarnya memahami UX itu mudah, misal sebagai contoh, kalo anda datang ke sebuah restoran, setiba di restoran disambut dengan ramah, suasana restorannya nyaman, bersih, makanannya enak, porsi makanan yang disajikan mengenyangkan perut, dan pada saat keluar restoran anda merasa bahwa anda mendapatkan pengalaman yang mengesankan saat berada di restoran tadi, sampai disitu berarti UX restoran itu berhasil.
~ Dalam hati tertanam bahwa anda suka dengan restoran tadi dan niat untuk kembali lagi, kalau sudah begitu restoran tadi dijamin akan menuai kesuksesan












(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar