Rabu, 25 Mei 2016

PRINSIP KESEIMBANGAN

Tidak semua orang dilihrkan menjadi usahawan (pengusaha). Kalau semua pengusaha, siapa yang menjadi karyawan?. Perkataaan sang motivator cukup menyentak ruang kesadaran. Bisa jadi pengaruh buku "Jangan Mau Seumur Hidup Menjadi Karyawan" masih melekat sehingga sempat berpikir, pengusahalah satu-satunya profesi terbaik sedunia. Ternyata tidak demikian.

Kehidupan tidak akan bisa berjalan bila hanya ditopang satu profesi saja. Selain itu, semua mempunyai pasangan. Entah itu pasangan hidup, pasangan hati, dsb. Ada yin ada yang. Ada bumi-langit. Ada siang-malam, lelaki-perempuan. Begitu pun, ada pengusaha ada karyawan. Ada atasan, ada bawahan. Ada pimpinan ada rakyat. Ada kaya, ada miskin papa, dsb. Itulah yang namannya prinsip keseimbangan.




Tidak ada yang salah dengan profesi apa pun selama ia halal dan telah menjadi upaya terbaik seseorang. Bahkan adanya salah satu menjadikan niscaya yang lain. Atasan ada karena bawahan. Begitu pun pimpinan. Ia disebut pemimpin karena ada rakyat yang mau dipinpin. Disebut kaya karena adanya yang sedang miskin tak punya.

Setiap orang terlahir istimewa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tugas kita adalah mengenali kelebihan, potensi yang ada untuk dikembangkan. Juga mengetahui kekurangan agar bisa diminimalisir. Tidak ada yang salah dengan menjadi karyawan atau malah memilih berjuang sebagai pengusaha.

Catatannya, kalau itu semua selaras, sesuai dengan diri, potensi, kelebihan dan kekurangan kita. Jadi.....menjadi pengusaha atau karyawan, semua baik adanya selama itu halal di jalan-Nya.













{Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar