Keterampilan bermusik menjadi salah satu indikator intelektualitas. Dalam musik, ada matematikanya, ada engineeringnya, tidak sekadar ekspresi. Dengan kata lain, memikirkan dengan perasaan dan merasakan dengan pikiran. Maksudnya, ada teknik-teknik musik dan morma musik yang harus dipahami. Hal ini dapat di tarik kesimpulan singkat bahwa "Seni juga sains, bukan hanya olah rasa. Seni musik berkaitan erat dengan logika dan matematika karena ada rumusannya. Misalnya, jika melihat perkembangan anak, apa bila musiknya kuat bisanya logikanya juga kuat, dalam arti simplenya logika si anak itu berjalan." Mengapa musik? Musik adalah bahasa paling purba dalam peradaban manusia. Musik menjadi dasar perkembangan seni lanjutanya. Menari, misalnya. Harus bisa memahami musik dengan baik jika ingin menjadi penari yang baik atau terampil pula.
- Mengasah Intuisi
Sejatinya, seni punya peranan penting pula dalam proses tumbuh kembang. "Seni berguna untuk pertajam intuisi, getaran yang paling dasar dari seorang manusia untuk berhubungan dengan lingkungannya, agamanya, kehidupannya. Seni menjadi cara untuk membangun dan memelihara karakter sehingga seni idealnya menjadi dasar dalam proses pendidikan." Belajar seni atau berseni, tidak lantas menjadi seorang seniman. Intuisi yang terlatih memanusiakan jiwa. Menjadi manusia, inilah yang terlupa dari "agenda harian" kala hidup di kota besar dengan beragam problematikanya. Sikap egois, atau sekadar menghormati orang lain telah lama bertoleransi dalam hidup keseharian. Ketika norma tak lagi berjalan, sikap saling menghujat di terima begitu saja. Mengasah naluri juga dipercaya mampu membentuk seseorang menjadi lebih visioner dan memiliki karakter yang kuat. Mempelajari seni tradisi, misalnya, secara tidak langsung mengajak mengenal nilai-nilai budaya dan memelihara tradisi agar tetap hidup. Nilai-nilai budaya inilah yang menjadi pembentuk atau menjaga karkter diri. - Eksposur Pengenalan seni dilakukan sedini mungkin. Berbagai penelitian menyarankan eksposur itu dimulai sejak janin dalam kandungan. Seiring buah hati tumbuh dewasa, ragam eksposur seni perlu diperkenalkan
Seni ibarat pintu pembuka untuk berlajar beragam hal. Pada gilirannya, seni bukan sekadar penyeimbang dalam proses pembelajaran, melainkan menjadi esensi dalam proses tumbuh kembang manusia.
Seni ibarat pintu pembuka untuk berlajar beragam hal. Pada gilirannya, seni bukan sekadar penyeimbang dalam proses pembelajaran, melainkan menjadi esensi dalam proses tumbuh kembang manusia.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar