dalam kebimbangan.
Lalu isak tangis bersambung tanya,
yang dengan keras kamu luapkan,
yang dengan deras kamu alirkan.
Pada tubuhku kaku,
yang terbingkai erat tubuhmu.
Aku menyentuh tubuhmu,
laluku seka genangan pada lekak-lekukmu
yang terbingkai erat tubuhmu.
Aku menyentuh tubuhmu,
laluku seka genangan pada lekak-lekukmu
Sembari berkata “Sudahi saja sendumu”
Sungguh airmatamu membuatku
Ngilu rindu hadirmu
Ketika fajar baru belingsatan mencari jalannya
Sungguh airmatamu membuatku
Ngilu rindu hadirmu
Ketika fajar baru belingsatan mencari jalannya
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar