Jumat, 08 Desember 2017

MERAYAKAN PERBEDAAN

Selalu saja ada yang mengantar kita tak sekadar hanya mampir 
Di atas meja panjang, gelas cangkir berbagi getir 
Piring penuh ingatan 
Pisang goreng, bakwan dan telur asing berloncatan 
Asap dan kata berbaur jadi sawang 
Mengendap di atap karang-cangkang 

Pelangi memancarkan bermacam-macam warna 
Bersatu padu membentuk kebersamaan 
Perbedaan suatu jembatan 
Untuk kita merasakan keindahan 

Bau keringat tercium sebagai parfum 
Bagai kuntum melati yang harum 
Kebersamaan menjadikan wahana pemahaman 
Bersulang rindu merayakan perbedaan 
Hingga sendok, pisau, garpu dan sumpit berubah bunga 
Mekar basah, ketenangan aromanya 

        Dingin angin mendekatkan kita 
        Satu sama lain menukar cerita 
        Teh, kopi dan susu menguji kesetiaan 
        Pada air putih 
        Gerimis pecah di puncak sepi 
        Kita larut dalam remang 
        Di luar jalanan lengamg 
        Aspal berkilau disapa bulan 
        Perlahan meresap air mantan dari hujan 

Selalu saja ada yang mengantar kita 
Di tempat ini kita bersua 
Sebelum subuh tiba 
Kita bertapa dipijar fajar tanpa ada curiga






(Yustinus Setyanta)

Kamis, 07 Desember 2017

KATA HATI

Kata ini, sangat santun memintaku
Sudi mengantar mereka kepadaku
Karena rindu dan percaya
Betapa hatimu senantiasa terbuka

Sesungguhnya mereka milikmu.. 
Bagian paling indah yang karena malu.. 
Begitu lama sembunya dan berdiam diri.. 
Hingga kau lupa dan maskul kau kenali.. 

Sebagai bunyi dan gambar samar.. 
Mereka selalu gusar dan gemetar.. 
Gugup-gagu, tiap kali hendah menyentuhmu.. 
Tepat di selaput lembut paling peka itu.. 

Sekian lama ia menanti.. 
Berharap datang saat baik ketika kau sedang sendiri... 
Membentang kalbu sebagai langit yang telah teduh.. 
Bagai segugus planet yang menolak luruh.. 

Mereka ingin kembali, turut sermerasai sedihmu.. 
Menyentuh yang melepuh, mengeluas yang ngilu.. 
Merekatkan yang retak, merawat yang tersayat.. 
Ringankan angkatan yang berat.. 

Mereka kadang berkhayal sebagai hujan pertama.. 
Yang dengan senang hati menjatuhkan diri.. 
Ketika kau kemarau mengerang dahaga.. 
Diantara akar dan ceruk-cerut sumur mati... 

Alangkah hendak mereka melihat.. 
Tubuhmu yang likat bangkit mengeliat.. 
Bersama pucuk-pucuk daun berseri seusai mandi.. 
Kuncup-kuncup kembang berganti gaun warna-warni.. 

Sesemarak gelak dan gerak para pecinta. 
Dibabak pembuka pesta bulan purnama.. 
Dimana nestapa terkapar tak berdaya.. 
Dihajar pijar harapan dan cahaya cinta..

Maka maklumlah jika kepadaku... 
Mereka minta diantar ke hatimu.. 
Sebab, mereka percaya, keindahan bersemayam di hati yang terbuka..
Dan doa adalah jalan sederhana untuk mencapai-Nya..














(Yustinus Setyanta)

Rabu, 06 Desember 2017

MENTARI

Tanpa jemu engkau bertawaf saban hari 
Menebar hangat pelancar arteri 
Pemasti hayat tetap lestari 
Tak pernah lelah dirimu bersendratari 

Abdi menyawer cahaya ayu berseri 
Ikrar dan janjimu kokoh terpatri 
S'lalu setia menyapa kami sepanjang hari 
Walau mendung kadang mengebiri 

Engkau melebihi pramugari 
Ramah memandu nan bersafari 
Di belantara yang kian sarat misteri 
Kendati sang malam penyebab mati suri 

Engkau benda penerang pada cakrawala menerangi bumi 
Engkau benda besar menguasai siang hari 
Menjadi tanda menunjukan masa, tahun dan hari 
Yang menemani kami-kami di bawah langit sanubari 
Hingga didetik-detik elmaut meniup nafiri
















(Yustinus Setyanta)

Minggu, 03 Desember 2017

BANYOLAN

Sekali peristiwa Pakde Pawiro membuka angkringan. Pawiro yang akrab dipanggil Wiro. Tak lama kemudian datanglah seorang mahasiswa yang hendak jajan. Mahasiswa itu tertarik jajan di angkringan Pakde Wiro, begitu nama angkrigan itu dikenal dari berbagai kalangan. Langsung saja mahaswa itu memarkirkan sepeda motornya langsung duduk. Mahasiswa itu dikenal dengan nama Djenggot. Maka

Djenggot : Pakde Passward Wifinya apah?

Pakde Wiro : Udah jajan belum?

Djenggot : Udah Pakde, terus password wifinya apa?

Pakde Wiro : yah itu.

Lantas Djenggot memasukan password wifi "Ya itu" beberapakali tidak bisa? 
Bertanya lagi si Djenggot

Djenggot : Pakde  kok tidak bisa masuk dengan password 'ya itu'
Pakde Wiro : Passwordnya bukan ya itu, maksudnya tdi "Udah jajan belum"
Djenggot : Oh...itu. Ok Pakde. Thx

Dalam benak si Djenggot, kamfffrettt itu password apah nyindir sih.
Cerita ini hanya banyolan doank, fiktif belaka, apabila kesamaan tokoh, tempat atau daerah semua itu hanyalah kebetulan dan bukan unsur kesengajaan.





(Yustinus Setyanta)

ENGKAU





















Engkau menjadi tanahku 
Tempat ku tegakkan ragaku 
Engkau menjadi airku 
Tempat aku lenyapkan dahagaku 
Engkau menjadi udaraku 
Tempat aku titipkan rinduku 

Engkau menjadi pantaiku 
Tempat aku labuhkan ombakku 
Engkau menjadi senjaku 
Tempat ku merangkai mimpiku 
Engkau adalah engkau 
Tempat aku menjadi aku

































(Yustinus Setyanta)
































(Yustinus Setyanta)