Selasa, 02 Januari 2018

TITIK : AKAR DAYA dan GUNA KATA.

Sebagaimana air punya alirnya sendiri. Hidup pun punya alurnya sendiri. Alir air punya asal, alur hidup punya muasal. Sejajar dengan penalaran ini, tradisi memahami kata-kata pun punya akarnya. Apakah akar kata-kata? "Cecek" tutur tradisi varian sebutannya adalah gecek. Artinya sama : Titik. 

Titik itu point. Point itu substansi. Substansi itu sari-pati. Sari-pati itu inti. Inti itu hakikat. Hakikat itu kedalaman terdalam. Kedalaman terdalam itu Hidup yang menghidupkan dan menghidupi kehidupan dengan penghidupan. Hidup yang menghidupkan dan menghidupi kehidupan dengan penghidupan itu dinamakan dengan banyak nama. "Air Hidup itu satu diantara sebutannya. 

Titik itu awal dan juga akhir setiap aksara yang disuratkan. Setiap aksara manakala disuratkan dimulai dengan titik dan diakhiri dengan titik. Titik itu awal, sekaligus akhir. Titik bisa berwujud noktah kecil hingga tak kelihatan, tapi titik juga dapat berwujud besar tak terhingga. Titik bisa mewujud lubang kecil, lubang sedang, hingga lubang hitam besar tak terhingga. Titik bisa berupa bola pingpong, bisa bola tenis. 

Titik juga bisa berupa bola sepak yang dikejar-kejar dengan sepenuh daya, kecerdasan dan kecekatan oleh pemain sepak bola. Bukan untuk dikuasai, tidak buat dimiliki melainkan untuk ditendang kembali hingga bisa pas tepat masuk ke ruang kosong gawang. Titik itu daya energi hidup yang menjadikan kata-kata mengalir dari pikiran ke ujung lidah menjadi frase, kalimat, paragraf, wacana, hingga menjadi buku bahkan kitab. Daya Energi Hidup ini menjadi kata-kata mengandung substansi makna kebenaran yang berguna memuliakan kehidupan bersama manakala dilahirkan dari kecerahan kesadaran dan kebijaksanaan budi. Kata-kata kehilangan makna dan gunanya bagi kehidupan manakala dilahirkan dari kegelapan ego, yang mau menang dan benar sendiri. Cerdas dan bijaklah dengan kata-kata yang terucap maupun tersurat.




(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar