Kamis, 17 Agustus 2017
PENDAKI GUNUNG dan PENCINTA ALAM
Menarik Pengetahuan
Selama ini darii sejauh ini banyak angapan bahwa seorang pecinta alam adalah juga pendai gunung juga demikian juga sebaliknya pendaki gunung pastilah pecinta lam. Untuk lebih mengetahui lebih jauh lagi ada baiknya kita kaji kedua istilah tersebut sehingga pemahaman yang keliru tidak mudah menjebak kita.
Seorang pendaki gunung dapat dikatakan sebagai orang yang gemar atau memiliki hobi melakukan kegiatan mendaki gunung. Para pendaki tidak memiliki motivasi lain selain hanya sekedar melakukan kesenangannya sendiri yakni mendaki gunung mencari ketenangan, udara segar, kebersamaan atau menikmati keindahan alam, baik secara individu maupun secara berkelompok.
Sedangkan seorang pecinta alam adalah orang yang hidupnya benar-benar tidak bisa lepas dari alam, cirinya orang ini tidak akan berah untuk berlama-lama tinggal di keramaian kota yang padat, bising dan penuh polusi, mereka serasa tak bisa hidup bahagia jika tidak bercengkraman dengan alam dan jangan coba mengekang mereka karena memiliki jiwa yang bebas, pemberontak dan sulit dipahami. Namun mereka memiliki kepribadian yang sangat luar biasa, tidak sombong, supel, ramah dan tak pernah putus asa sebagai buah dari didikan alam.
Antara pecinta alam dan pendaki gunung sebenarnya memiliki kesamaan yakni sama-sama orang yang mencintai alam. Namun kadar mencintai alamnya itulah yang membedakan diantara keduanya. Seorang pendaki gunung mencintai alam hanya pada bagian luarnya saja, mereka sudah cukup puas jika bisa melihat, mendengarkan atau merasakan suasana alam dan tidak memiliki semangat untuk menjaga kelestariannya. Tapi hal itu juga tidak seluruhnya benar karena banyak pendaki gunung juga sangat mencintai alamnya. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab dan peduli dengan alam. Mereka juga kadang rela mendaki gunung sambil membawa sampah dari atas.
Pecinta alam mencintai alam secara total baik unsur luarnya maupun unsur dalamnya, seperti halnya apabila mencintai seseorang, tentu ada yang mencintai hanya karena hatinya atau bisa karena keduanya. Nah para pecinta alam ini adalah orang yang mencintai alam baik karena fisik maupun hatinya.
Bagaimana kita bisa mencintai hati sang alam? Yakni dengan mencintai sifat-sifat alam seperti sifat alam yang sulit ditebak karena terkadang bisa menjadi sahabat dan ada kalanya bisa menjadi musuh yang sangat kejam, namun sesungguhnya alam hanyalah makhluk Tuhan yang sama seperti kita, tapi alam pendiam dan sangat rapuh, tergantung bagaimana perlakuan kita terhadapnya.
Para pecinta alam adalah orang yang mencintai alam disaat sedang bersahabat ataupun disaat sedang rapuh dan tak bersahabat. Dari penjelasan tersebut sebenarnya pecinta alam dan pendaki gunung memiliki perbedaan meskipun juga banyak kesamaan.
Apabila di sebuah gunung telah terjadi tanah longsor, pembukaan lahan, penggundulan atau kebakaran hutan yang menyebabkan gunung menjadi gersang dan panas serta tak tampak indah lagi. Maka para pendaki gunung tidak akan atau kurang tertarik lagi untuk datang dan mendaki gunung tersebut. Namun bagi para pecinta alam keadaan gunung yang seperti itu membuat mereka resah dan merasa bahwa gunung tersebut sedang terluka parah dan secepatnya harus diobati dengan segera melakukan penghijauan kembali, itulah salah satu contoh orang yang mencintai alam secara total.
Pada saat sama-sama melakukan pendakian gunung, para pendaki gunung hanya memiliki satu tujuan yakni mendaki gunung sampai meraih puncak, tapi ada banyak mereka yang mengaku pendaki tapi hanya bisa membuang sampah di alam.
Sedangkan pecinta lam yang sedang mendaki gunung, puncak bukanlah satu-satunya tujuan karena tujuan utama mereka adalah perjalanan itu sendiri. Para pecinta alam tidak akan membuang sampah sembarangan dan mereka tak akan segan untuk mengumpulkan setiap sampah yang ditemuinya karena paham betul akan bahaya sampah bagi kelestarian alam.
Pendaki gunung dan pecinta alam adalah orang yang memiliki kepribadian berbeda karena tujuan mereka juga berbeda. Tidak perlu menilai siapa yang lebih baik diantara keduanya, karena jauh lebih baik jika kita menjadi pendaki yang mencintai alam.
Dari pernyataan di atas, memang tak semuanya benar seperti itu. Ada beberapa anggapan di atas yang sekarang sudah berubah, mereka yang mengaku seorang pendaki gunung dan tak bisa menjaga alam serta hanya mau menikmati keindahannya saja sebenarnya mereka bukanlah pendaki gunung. Mereka hanya pantas disebut pengunjung yang hanya mau menikmati alam tanpa mau mempedulikan alam. Mereka adalah orang yang hanya bertujuan bersenang-senang saja. Sejatinya memang sekarang mereka yang mendaki gunung adalah juga mereka yang mencintai alam.
Mungkin perbedaan yang mendasar hanya saja jika pendaki gunung, tujuannya yang utama hanyalah gunung dan gunung, sedangkan pecinta alam seluruh yang berhubungan dengan alam. Pendaki bukan tidak suka dengan yang lainnya, tapi mereka menganggap bahwa gunung adalah suatu tempat yang penuh tantangan dan yang akan mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.
(Yustinus Setyanta)
PERTEMUAN
Ikan-ikan mengelepar di atas geladak
Lambung perahu tergores batu karang
Wajah yang mungkin telah menjadi asing
Di pintu sungai di batas dua kampung pesisir
Ketika perahu masuk membelah tertemuan air
Alangkah lamanya kita tak bersua
Dan sorot mata kita yang semain renta
Teman masa kecil, apa kabar?
Sudah berapa lama kita tak saling melemar
Biji-biji gundu berburu layang-layang
Dan ikan-ikan kecil yang terjebak dibatu karang
Ketika perahu masuk membelah tertemuan air
Alangkah lamanya kita tak bersua
Dan sorot mata kita yang semain renta
Teman masa kecil, apa kabar?
Sudah berapa lama kita tak saling melemar
Biji-biji gundu berburu layang-layang
Dan ikan-ikan kecil yang terjebak dibatu karang
BULAN DI TENGAH MALAM
Bulan di tengah malam
Sendirian tanpa kawan
Menyinari kegelapan
Menghapus kesunyian
Bulan di tengah malam
Meredam sebuah jeritan
Membangkitkan keberanian
Tampil sebagai hiasan
Bulan di tengah malam
Mengusik kesepian
Bermandikan keindahan
Melukiskan kenangan
Bulan di tengah malam
Ku ingin diam
Mengenang masa silam
Menghitung liku kehidupan
Menatap masa depan
Bulan di tengah malam
Nampak keindahan alam
Ciptaan yang mengagumkan
Yang telah Tuhan berikan
Agar manusia mengenal TUHAN
Bulan di tengah malam
Kurasakan kehadiran TUHAN
Membuatku tenggelam
Dalam suatu dekapan
Dan indahnya kasih TUHAN
(Yustinus Setyanta)
Langganan:
Postingan (Atom)